TOKEH LELE LEBAY
Menjual:
Lele pedaging
Lele bibit
dengan harga bagus
bisa di kirim
Tlp: 021 413 204 03
Jl.lele 5 rt.005 rw.05 no.80 kelurahan bambu apus pamulangtangerang selatan.
Pembesaran dengan mengunakan kolam terpal
Pembesaran menggunakan pakan yang berkualitas
Ukuran bibit ikan lele:
- Ukuran 2-3 ( 3 cm )
- Ukuran 3-4 ( 4 cm )
- Ukuran 3-5 ( 5 cm )
- Ukuran 4-6 ( 6 cm )
Terdapat 3 sistem pembenihan yang dikenal, yaitu :
1. Sistem Massal. Dilakukan dengan menempatkan lele jantan dan betina
dalam satu kolam dengan perbandingan tertentu. Pada sistem ini induk jantan
secara leluasa mencari pasangannya untuk diajak kawin dalam sarang pemijahan,
sehingga sangat tergantung pada keaktifan induk jantan mencari pasangannya.
2. Sistem Pasangan. Dilakukan
dengan menempatkan induk jantan dan betina pada satu kolam khusus.
Keberhasilannya ditentukan oleh ketepatan menentukan pasangan yang cocok antara
kedua induk.
3. Pembenihan Sistem Suntik (Hyphofisasi).
Dilakukan dengan merangsang lele untuk memijah atau terjadi ovulasi dengan
suntikan ekstrak kelenjar Hyphofise, yang terdapat di sebelah bawah otak besar.
Untuk keperluan ini harus ada ikan sebagai donor kelenjar Hyphofise yang juga
harus dari jenis lele.
*Tahap Proses Budidaya
A. Pembuatan Kolam.
Ada dua macam/tipe kolam, yaitu bak dan kubangan (kolam galian). Pemilihan
tipe kolam tersebut sebaiknya disesuaikan dengan lahan yang tersedia. Secara
teknis baik pada tipe bak maupun tipe galian, pembenihan lele harus mempunyai :
Kolam tandon. Mendapatkan masukan air langsung dari luar/sumber
air. Berfungsi untuk pengendapan lumpur, persediaan air, dan penumbuhan
plankton. Kolam tandon ini merupakan sumber air untuk kolam yang lain.
Kolam pemeliharaan induk. Induk jantan dan bertina selama masa pematangan telur dipelihara pada
kolam tersendiri yang sekaligus sebagai tempat pematangan sel telur dan sel
sperma.
Kolam Pemijahan. Tempat perkawinan induk jantan dan betina. Pada kolam
ini harus tersedia sarang pemijahan dari ijuk, batu bata, bambu dan lain-lain
sebagai tempat hubungan induk jantan dan betina.
Kolam Pendederan. Berfungsi untuk membesarkan anakan yang telah menetas dan
telah berumur 3-4 hari. Pemindahan dilakukan pada umur tersebut karena anakan
mulai memerlukan pakan, yang sebelumnya masih menggunakan cadangan kuning telur
induk dalam saluran pencernaannya.
B. Pemilihan Induk
Induk jantan mempunyai tanda :
- tulang kepala berbentuk pipih
- warna lebih gelap
- gerakannya lebih lincah
- perut ramping tidak terlihat lebih besar daripada punggung
- alat kelaminnya berbentuk runcing.
Induk betina bertanda :
- tulang kepala berbentuk cembung
- warna badan lebih cerah
- gerakan lamban
- perut mengembang lebih besar daripada punggung alat kelamin berbentuk
bulat.
C. Persiapan Lahan.
Proses pengolahan lahan (pada kolam tanah) meliputi :
- Pengeringan. Untuk membersihkan kolam dan mematikan berbagai bibit
penyakit.
- Pengapuran. Dilakukan dengan kapur Dolomit atau Zeolit dosis 60
gr/m2 untuk mengembalikan keasaman tanah dan mematikan bibit penyakit yang
tidak mati oleh pengeringan.
- Perlakuan TON (Tambak Organik Nusantara). untuk menetralkan
berbagai racun dan gas berbahaya hasil pembusukan bahan organik sisa budidaya
sebelumnya dengan dosis 5 botol TON/ha atau 25 gr (2 sendok makan)/100m2.
Penambahan pupuk kandang juga dapat dilakukan untuk menambah kesuburan lahan.
- Pemasukan Air. Dilakukan secara bertahap, mula-mula setinggi 30 cm
dan dibiarkan selama 3-4 hari untuk menumbuhkan plankton sebagai pakan alami
lele.
Pada tipe kolam berupa bak, persiapan kolam yang dapat dilakukan adalah :
- Pembersihan bak dari kotoran/sisa pembenihan sebelumnya.
- Penjemuran bak agar kering dan bibit penyakit mati. Pemasukan air fapat
langsung penuh dan segera diberi perlakuan TON dengan dosis sama
D. Pemijahan.
Pemijahan adalah proses pertemuan induk jantan dan betina untuk
mengeluarkan sel telur dan sel sperma. Tanda induk jantan siap kawin yaitu alat
kelamin berwarna merah. Induk betina tandanya sel telur berwarna kuning (jika
belum matang berwarna hijau). Sel telur yang telah dibuahi menempel pada sarang
dan dalam waktu 24 jam akan menetas menjadi anakan lele.
E. Pemindahan.
Cara pemindahan :
- kurangi air di sarang pemijahan sampai tinggi air 10-20 cm.
- siapkan tempat penampungan dengan baskom atau ember yang diisi dengan air
di sarang.
- samakan suhu pada kedua kolam
- pindahkan benih dari sarang ke wadah penampungan dengan cawan atau
piring.
- pindahkan benih dari penampungan ke kolam pendederan dengan hati-hati
pada malam hari, karena masih rentan terhadap tingginya suhu air.
F. Pendederan.
Adalah pembesaran hingga berukuran siap jual, yaitu 5 – 7 cm, 7 – 9 cm dan
9 – 12 cm dengan harga berbeda. Kolam pendederan permukaannya diberi pelindung
berupa enceng gondok atau penutup dari plastik untuk menghindari naiknya suhu
air yang menyebabkan lele mudah stress. Pemberian pakan mulai dilakukan sejak
anakan lele dipindahkan ke kolam pendederan ini.
* Manajemen Pakan
Pakan anakan lele berupa :
- pakan alami berupa plankton, jentik-jentik, kutu air dan cacing kecil
(paling baik) dikonsumsi pada umur di bawah 3 – 4 hari.
- Pakan buatan untuk umur diatas 3 – 4 hari. Kandungan nutrisi harus
tinggi, terutama kadar proteinnya.
- Untuk menambah nutrisi pakan, setiap pemberian pakan buatan dicampur
dengan POC NASA dengan dosis 1 – 2 cc/kg pakan (dicampur air secukupnya), untuk
meningkatkan pertumbuhan dan ketahanan tubuh karena mengandung berbagai unsur
mineral penting, protein dan vitamin dalam jumlah yang optimal.
* Manajemen Air
Ukuran kualitas air dapat dinilai secara fisik :
- air harus bersih
- berwarna hijau cerah
- kecerahan/transparansi sedang (30 – 40 cm).
Ukuran kualitas air secara kimia :
- bebas senyawa beracun seperti amoniak
- mempunyai suhu optimal (22 – 26 0C).
Untuk menjaga kualitas air agar selalu dalam keadaan yang optimal,
pemberian pupuk TON sangat diperlukan. TON yang mengandung unsur-unsur mineral
penting, lemak, protein, karbohidrat dan asam humat mampu menumbuhkan dan
menyuburkan pakan alami yang berupa plankton dan jenis cacing-cacingan,
menetralkan senyawa beracun dan menciptakan ekosistem kolam yang seimbang.
Perlakuan TON dilakukan pada saat oleh lahan dengan cara dilarutkan dan di
siramkan pada permukaan tanah kolam serta pada waktu pemasukan air baru atau
sekurang-kurangnya setiap 10 hari sekali. Dosis pemakaian TON adalah 25
g/100m2.
* Manajemen Kesehatan
Pada dasarnya, anakan lele yang dipelihara tidak akan sakit jika mempunyai
ketahanan tubuh yang tinggi. Anakan lele menjadi sakit lebih banyak disebabkan
oleh kondisi lingkungan (air) yang jelek. Kondisi air yang jelek sangat
mendorong tumbuhnya berbagai bibit penyakit baik yang berupa protozoa, jamur,
bakteri dan lain-lain. Maka dalam menejemen kesehatan pembenihan lele, yang
lebih penting dilakukan adalah penjagaan kondisi air dan pemberian nutrisi yang
tinggi. Dalam kedua hal itulah, peranan TON dan POC NASA sangat besar. Namun
apabila anakan lele terlanjur terserang penyakit, dianjurkan untuk melakukan
pengobatan yang sesuai. Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh infeksi
protozoa, bakteri dan jamur dapat diobati dengan formalin, larutan PK (Kalium
Permanganat) atau garam dapur. Penggunaan obat tersebut haruslah hati-hati dan
dosis yang digunakan juga harus sesuai.
.
Bentuk tubuh cacing ini menyerupai rambut dengan panjang badan antara
1-3cm dengan tubuh berwarna merah kecoklatan dengan ruas-ruas. Cacing ini hidup
dengan membentuk koloni di perairan jernih yang kaya bahan organik. Cacing ini
meiliki 57% protein dan 13% lemak dalam tubuhnya.Cacing sutra merupakan hewan
hermaprodit yang berkembang biaklewat telur secara eksternal. Telur yang
dibuahi oleh jantan akan membelahmenjadi dua sebelum menetas.Bahan organik yang
baik untuk digunakan oleh cacing sutra adalah campuran antara kotoran ayam,
dedak (bekatul) dan lumpur. Berikut teknik budidaya cacing sutra:
1. Persiapan Bibit
Bibit bisa dibeli dari toko ikan hias atau diambil dari alam
Note: Sebaiknya bibit cacing di karantina dahulu karena ditakutkan
membawa bakteri patogen.
2. Persiapan Media
Media perkembangan dibuat sebagai kubangan lumpur dengan ukuran 1 x 2 meter
yang dilengkapi saluran pemasukan dan pengeluaran air. Tiap tiap kubangan
dibuat petakan petakan kecil ukuran 20 x 20 cm dengan tinggi bedengan atau
tanggul 10 cm, antar bedengan diberi lubang dengan diameter 1 cm.
3. Pemupukan
Lahan di pupuk dengan dedak halus atau ampas tahu sebanyak 200 – 250 gr/M2
atau dengan pupuk kandang sebanyak 300 gr/ M2.bisa juga dengan menambah bakteri
EM4 untuk fermentasi kotoran ayam tersebut yang di jual di toko pertanian atau
toko peternakan atau balai peternakan.caranya mengaktif kan bakteri EM4 ¼
sendok makan gula pasir + 4ml EM4 + dalam 300ml air trus diemin kurang lebih 2
jam.Campur cairan itu ke 10kg kotoran ayam yang dah di jemur tadi, aduk
hingga rata.Trus masukin ke wadah yang ketutup rapet selama 5 hari.
4. Fermentasi
Lahan direndam dengan air setinggi 5 cm selama 3-4 hari.
5. Penebaran Bibit
Selama Proses Budidaya lahan dialiri air dengan debit 2-5 Liter / detik
6. Tahapan Kerja Budidaya Cacing Sutra
Cacing sutra atau cacing rambut memang telah sejak lama dimanfaatkan
sebagai salah satu alternatif pakan ikan. Harga jual yang relatif tinggi,
membuat bisnis cacing sutra cukup banyak dilirik orang.
Namun sayangnya, tidak banyak orang yang memahami teknis pembudidayaan
cacing sutra ini. Berikut tahapan kerja yang harus dilakukan dalam
pembudidayaan cacing sutra.
• Lahan uji coba berupa kolam tanah berukuran 8 x 1,5 m dengan kedalaman 30
cm. Dasar kolam uji coba ini hanya diisi dengan sedikit lumpur.
• Apabila matahari cukup terik, jemur kolam minimum sehari. Bersamaan
dengan itu, kolam dibersihkan dari rumput atau hewan lain yang berpotensi
menjadi hama bagi cacing sutra, seperti keong mas atau kijing.
. Pipa air keluar atau pipa pengeluaran dicek kekuatannya dan pastikan
berfungsi dengan baik. Pipa pengeluaran ini sebaiknya terbuat dari bahan
paralon berdiameter 2 inci dengan panjang sekitar 15 cm.
. Usai pengeringan dan penjemuran, usahakan kondisi dasar kolam bebas dari
bebatuan dan benda-benda keras lainnya.
Hendaknya konstruksi tanah dasar kolam relatif datar atau tidak
bergelombang.
. Dasar kolam diisi dengan lumpur halus yang berasal dari saluran atau
kolam yang dianggap banyak mengandung bahan organik hingga ketebalan dasar
lumpur mencapai 10 cm.
. Tanah dasar yang sudah ditambahi lumpur diratakan, sehingga benar-benar
terlihat rata dan tidak terdapat lumpur yang keras.
. Untuk memastikannya, gunakan aliran air sebagai pengukur kedataran
permukaan lumpur tersebut. Jika kondisinya benar-benar rata, berarti kedalaman
air akan terlihat sama di semua bagian.
. Masukkan kotoran ayam kering sebanyak tiga karung ukuran kemasan pakan
ikan, kemudian sebar secara merata dan selanjutnya bisa diaduk-aduk dengan
kaki.
. Setelah dianggap datar, genangi kolam tersebut hingga kedalaman air
maksimum 5 cm, sesuai panjang pipa pembuangan.
. Pasang atap peneduh untuk mencegah tumbuhnya lumut di kolam.
. Kolam yang sudah tergenang air tersebut dibiarkan selama satu minggu agar
gas yang dihasilkan dari kotoran ayam hilang. Cirinya, media sudah tidak
beraroma busuk lagi.
. Tebarkan 0,5 liter gumpalan cacing sutra dengan cara menyiramnya terlebih
dahulu di dalam baskom agar gumpalannya buyar.
. Cacing sutra yang sudah terurai ini kemudian ditebarkan di kolam budi
daya ke seluruh permukaan kolam secara merata.
. Seterusnya atur aliran air dengan pipa paralon berukuran 2/3 inci.
Cara memberikan pakan yang baik juga wajib
diketahui oleh para pelaku usaha ternak lele agar tata cara pemberian pakan
lele menjadi lengkap dan tepat guna.
a. Cara memberikan pakan yang berbentuk pelet apung harus
dilakukan dengan cara menyebar pelet menjadi tiga bagian, untuk mudahnya kita
umpamakan tiga bagian kolam adalah ujung kanan, tengah dan ujung kiri, langkah
pertama adalah sebar pelet secukupnya pada sisi ujung kanan kolam, setelah
pelet habis, sebar lagi secukupnya pada sisi tengah kolam, setelah habis sebar
lagi pada sisi ujung kiri kolam, lakukan proses tersebut sampai ikan lele
kenyang, cirinya adalah terlihatnya beberapa butir pelet yang tersisa pada saat
ditebar dipermukaan kolam. Metode pemberian pakan seperti ini dilakukan agar
ikan lebih aktif bergerak, sehingga membantu pertumbuhan ikan, selain itu,
dengan cara ini para pelaku usaha ternak lele juga dapat mengontrol tingkat
responsif ikan lele.
b. Untuk pelet tenggelam cara memberikannya berbeda,
pelet tenggelam tidak disebar, melainkan hanya ditebarkan pada satu titik,
sesuai namanya sifat pelet tenggelam akan tenggelam pada saat ditebar, jadi
tebarkanlah sedikit-sedikit, karena lele termasuk ikan yang suka mengejar pakan
yang bergerak, jadi dikhawatirkan pelet yang terlanjur tenggelam tidak akan
dimakan, jika pada titik pemberian pakan pelet tenggelam respon ikan sudah
nampak menurun, sebaiknya pemberian pakan dihentikan, ulangi dan lakukan lagi
prosesnya pada setiap pemberian pakan pelet tenggelam.
c. Pada segmen pembenihan, pakan alami seperti cacing
sutera diberikan dengan cara disebar di sudut, di sisi dan di bagian tengah kolam,
cacing sutera yang telah dibersihkan/dibilas lalu diambil seujung tangan
kemudian diletakkan pada titik yang berbeda, tehnik ini sangat efektif karena
larva lele yang berjumlah ribuan yang tersebar di seluruh bagian kolam akan
rata mendapatkan makanan. Sementara pada segmen pembesaran, pemberian pakan
tambahan seperti ayam tiren sebaiknya digantung, hal ini dilakukan agar
meminimalisasikan sisa tulang yang berserakan pada dasar kolam, dengan cara
seperti ini, tulang yang tersisa di tali gantungan dapat segera dibuang, sisa
tulang yang berserakan bisa sangat berbahaya bagi pelaku ternak lele pada saat
panen atau menguras kolam, karena bisa saja terinjak dan melukai kaki atau
dapat merobek terpal bagi pengguna kolam terpal.
Semoga saja ulasan ini bermanfaat, diharapkan dengan diterapkannya cara
pemberian pakan lele yang baik dan benar, para pelaku usaha ternak lele dapat
mencegah resiko lele terserang penyakit atau kerugian lainnya, sehingga angka
kematian lebih dapat diminimalisir dan dapat mencapai target produksi yang
diinginkan, karena pada prinsipnya, mencegah itu sangat jauh lebih berguna dari
pada mengobati, sukses untuk seluruh pengusaha ternak lele Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar